Bagi Hoesi, pameran “Merdeka atau Mati Kutu” menjadi bukti bahwa kartun masih relevan di era digital. Kartun tidak hanya hadir sebagai media humor, tetapi juga sebagai cermin kritik sosial yang halus namun tajam.
BACA JUGA: Duel Penentu, Peluang dan Syarat Timnas U17 Indonesia untuk Rebut Gelar Piala Kemerdekaan 2025
Ia pun berharap melalui political kartun ini pemerintah bisa mengerti akan penderitaan rakyatnya.
“Harapan kami itu tidak terlalu tinggi, siapa sih kita (masyarakat)? Dengan kartun political ini kan hanya warning (peringatan), syukur mau melihatkan (mengubah kebijakan yang mementingkan rakyat,” tandasnya.
Pameran “Merdeka Atau Mati Kutu” berlangsung dari 17-28 Agustus 2025 di Tan Artspace Papandayan No.11, Kota Semarang. (*)
Editor: Farah Nazila