UNGARAN, beritajateng.tv — Lomba dayung tradisional yang berlangsung setiap tahun oleh warga Dusun Sumurup, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, kini tengah dikaji oleh Dinas Pariwisata (Disparta) Kabupaten Semarang untuk masuk dalam pengembangan kawasan khusus pariwisata Rawa Pening.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, Wiwin Sulistyowati, menyampaikan bahwa kajian ini untuk melihat potensi lomba tersebut sebagai bagian dari agenda pendukung aglomerasi pariwisata Rawa Pening–Kopeng–Candi Borobudur.
“Lomba dayung tradisional ini sudah menjadi agenda tahunan warga saat perayaan HUT Kemerdekaan. Penontonnya tidak hanya dari Kecamatan Bawen, tapi juga dari wilayah sekitarnya,” jelas Wiwin.
Menurutnya, lomba yang berlangsung di area danau alam Rawa Pening itu tidak hanya menarik secara budaya, tetapi juga potensial mendukung pengembangan kawasan pariwisata berbasis kearifan lokal.
BACA JUGA: Begini Cara Seniman Sekitar Rawa Pening Merefleksikan HUT Kemerdekaan ke-80
Sementara itu, Camat Bawen Dewanto Laksono Widagdo menambahkan bahwa lomba ini memiliki akar sejarah yang kuat dalam kehidupan masyarakat Dusun Sumurup. Ia menyebut, tradisi ini merupakan wujud ekspresi budaya lokal sekaligus gambaran semangat gotong royong warga.
“Lomba dayung ini mencerminkan wajah sosiokultural masyarakat Sumurup yang hidup berdampingan dengan danau Rawa Pening. Ada nilai kebersamaan yang kuat dalam setiap penyelenggaraannya,” ujar Dewanto.
Hal senada juga anggota DPRD Kabupaten Semarang, Nafis Munandar sampaikan. Ia menilai bahwa tradisi tersebut patut dipertahankan dan dikembangkan. Menurutnya, lomba ini bisa menjadi salah satu daya tarik wisata berbasis budaya dan potensi lokal.
“Sumurup punya kekuatan ekonomi di sektor perikanan darat dan budaya. Event ini harus didukung, karena sejalan dengan semangat pembangunan Kabupaten Semarang yang mengusung konsep Intanpari (Industri, Pertanian, dan Pariwisata),” tegasnya.