SEMARANG, beritajateng.tv – Insiden kecelakaan yang melibatkan truk terus terjadi. Kemarin, seorang pengendara motor meregang nyawa usai tertabrak truk di daerah Mangkang, Kecamatan Tugu. Beberapa hari yang lalu, tiga rombongan tvOne juga meninggal dunia saat menepi di jalan tol karena tertabrak truk dari belakang.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyoroti dua aturan masalah utama bagi kendaraan truk. Yakni, belum ada peraturan tegas mengenai perawatan kendaraan truk serta kurangnya kepedulian terhadap kesehatan pengemudi.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, menjelaskan bahwa kendaraan truk sering kali kurang laik jalan. Hal itu lantaran belum adanya peraturan tegas mengenai perawatan berkala pada truk.
Hasilnya, banyak truk yang mengalami masalah teknis namun masih tetap berkeliaran di jalanan. Salah satu yang paling sering terjadi ialah rem blong.
BACA JUGA: Gelar Rakerda, Aptrindo Jawa Tengah Bahas Isu Sertifikasi Halal Truk Logistik dan MyPertamina
“Kalau di pesawat ada program perawatan yang diwajibkan oleh regulator, kereta api juga ada, kapal juga ada. Nah, tapi kemudian di darat tidak ada yang diwajibkan. Harus diapain, padahal ada bagian yang sangat pengaruh pada keselamatan,” katanya saat beritajateng.tv temui di Hotel Grand Candi, Kamis, 7 November 2024.
Yang kedua, lanjut Soerjanto, adalah sisi pengemudi. Berdasarkan hasil penelitian KNKT, banyak pengemudi yang mengalami masalah pada kesehatan, baik kesehatan fisik dan mental.
Mereka umumnya lebih cepat kelelahan karena mengalami penyakit penyerta lain seperti diabetes, kolesterol, dan hipertensi.
“Banyak pengemudi yang kesehatan fisiknya tidak layak untuk mengemudi. Dan ini akibat jam kerjanya yang merusak jam biologis pengemudi,” bebernya.
Kecelakaan libatkan truk terus berulang, perlu peran pemerintah
Lebih lanjut, Soerjanto mengungkapkan, pengemudi juga sering kali mengalami pengurangan daya pendengaran. Hal itu jugalah yang kemudian membuat pengemudi lebih cepat lelah.