Jateng

Kejanggalan Tewasnya Iko Juliant Unnes: Mengapa Brimob Bawa ke RS Kariadi Siang Hari?

×

Kejanggalan Tewasnya Iko Juliant Unnes: Mengapa Brimob Bawa ke RS Kariadi Siang Hari?

Sebarkan artikel ini
iko juliant junior // unnes
Iko Juliant Junior, mahasiswa FH Unnes yang meninggal diduga dianiaya polisi. (Foto: X/@siregar_najeges)

Ia juga menekankan perlunya transparansi soal kondisi medis Iko.

“Keterangan medis tentang penyebab kematian korban harus dibuka secara transparan dan dianalisis oleh dokter yang independen supaya tidak menimbulkan bias prasangka,” tegasnya.

Andy minta aparat kepolisian jangan perkeruh situasi

Andy menambahkan, keterangan dari korban lain yang kabarnya masih dalam perawayan juga menjadi kunci dalam kasus ini.

“Korban lain yang bersama almarhum dan infonya saat ini masih dalam perawatan, semoga lekas pulih, adalah kunci utama. Maka harus terpastikan aman dan terlindungi,” katanya.

Di sisi lain, Andy mengingatkan aparat agar tidak melakukan langkah yang justru memperkeruh situasi. Ia berharap polisi mampu mengambil kebijakan yang meredakan ketegangan. Misalnya dengan membebaskan pelaku demo yang polisi tangkap, sejauh tidak terbukti melakukan tindak kriminal serius.

“Kondisi saat ini sudah relatif reda. Kiranya penting bagi aparat untuk menekankan pada anggotanya agar tidak melakukan sesuatu yang bisa memanaskan situasi kembali. Syukur kalau malah dapat mengambil kebijakan yang meredakan suasana,” pungkas Andy.

BACA JUGA: LBH Semarang Ungkap Kejanggalan Penangkapan Massal Usai Demo Semarang

Sebelumnya, seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang (FH Unnes) angkatan 2024 bernama Iko Juliant Junior meninggal dunia dengan menyisakan sejumlah kejanggalan.

Kejanggalan tersebut memuat antara Iko Juliant meninggal akibat kecelakaan lalu lintas atau pihak kepolisian menganiayanya karena pada saat kejadian bertepatan dengan aksi unjuk rasa di Kota Semarang.

Berdasarkan keterangan yang beritajateng.tv himpun, Iko berpamitan kepada ibunya untuk pergi ke kampus dengan membawa jas almamater, PDH DPM serta tas ransel warna biru pada Sabtu, 30 Agustus 2025 sore.

Iko berangkat dengan mengendarai sepeda motor sendiri sekitar pukul 17.00 WIB. Keesokan harinya, Minggu, 31 Agustus 2025 sekitar pukul 11.00 WIB, personel Brimob Polda Jawa Tengah mengantar Iko ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi Semarang.

Dari keterangan dokter, Iko mengalami kerusakan di bagian limpa serta pendarahan hebat, sehingga dokter menyarankan untuk segera operasi. Seusai operasi, kondisi Iko semakin kritis.

Dalam keadaan menunggu, ibunya sempat mendengar Iko mengigau dengan kata-kata, “Ampun, Pak, tolong, Pak, jangan pukulin saya lagi.”

Beberapa jam setelah operasi, sekitar pukul 15.30 WIB, Iko dinyatakan meninggal dunia. (*)

Editor: Farah Nazila

 

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan