Minta kepala daerah jadi ‘sales’ untuk gaet investor
Lebih lanjut, Luthfi menegaskan swasembada pangan di Jateng tak boleh hanya dengan cara tradisional saja. Hal itu, kata dia, menyangkut industri nasional yang mesti terlibat di dalamnya.
“Kita gak bisa mengandalkan swasembada pangan tradisional atau terkait pertanian atau potensi pangan. Kita harus dopang pertanian atau swasembada pangan itu harus mendukung industri nasional. Apa itu industri nasional? Kita punya PSN seperti KIK Kendal, KITB Batang, Sayung, termasuk potensi industri di tempat kita banyak,” bebernya.
Mantan Kapolda Jateng itu juga menyinggung APBD tiap daerah yang tak cukup untuk membangun wilayah tersebut. Alhasil, Luthfi mengarahkan kepala daerahnya untuk menggandeng investor dengan menjadi ‘sales’.
“PAD provinsi, APBD provinsi, PAD kabupaten/kota, kemudian APBD kabupaten/kota tidak cukup untuk membangun, dia hanya 15 persen untuk membangun wilayah itu. Lainnya apa? Investasi terkait industrialisasi. Branding kita dengan bupati/walikota itu menjadi manager marketing atau sales. Jualan kita, jualan pertama adalah menjual antarwillayah, aglomerasi Soloraya contohnya,” pungkas Luthfi. (*)
Editor: Farah Nazila