Suwarno menyatakan bahwa setiap kali menanam ulang, biaya dan tenaga yang ia keluarkan semakin membengkak, mengakibatkan kerugian yang signifikan.
“Dengan kondisi seperti ini, saya khawatir jika curah hujan tinggi terus berlanjut, kualitas dan kuantitas hasil panen akan menurun drastis, yang berimbas pada pendapatan kami,” tambah Suwarno.
BACA JUGA: BNPB RI Tegaskan Musim Kemarau 2024 Tak Akan Sepanas 2023, Ternyata Begini Alasannya
Meskipun kondisi belum menunjukkan perbaikan, Suwarno tetap berharap cuaca secepatnya kembali normal. Hal tersebut agar mereka dapat melanjutkan usaha pertanian tembakau dengan lebih baik. (*)
Editor: Farah Nazila