Dengan program Melon Musk, para remaja saling mengingatkan untuk menerapkan pola hidup sehat cegah stunting.
Selain itu, sebuah film pendek terkait pencegahan perkawinan anak juga tayang pada momentum kemerdekaan RI. Ini sebagai edukasi kepada anak milenial terkait dampak perkawinan anak.
Menurutnya, anggaran berapapun tidak akan cukup untuk penanganan stunting jika hanya di peruntukan bagi anak stunting.
Penanganan di hulu harus pemkot lakukan yakni mulai remaja, calon pengantin, dan ibu hamil harus ada intervensi pencegahan stunting.
“Nantinya mereka sehat, penuhi asupan gizi, pola hidup baik. Mereka bisa menjaga dan mencegah stunting. Sehingga, mereka melahirkan anak-anak sehat,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ita memaparkan, menuju tahun emas 2045 bukan waktu yang panjang. Apalagi, WHO menargetkan zero stunting pada 2030. Ia berharap, Melon Musk bisa mencegah dan mengatasi stunting di Ibu Kota Jawa Tengah.
Saat ini, angka kasus stuntung sebanyak 1.100 kasus. Ita berharap, bisa tuntas hingga 2024 mendatang.
“Kalau dari remaja, calon pengantin, ibu hamil, tidak dicegah terus-menerus akan ada (stunting). Apalagi, di Semarang ada 600an ibu-ibu anemia. Kalau tidak di cegah lahirnya anak-anak stunting. Kami harapkan dengan program-progran ini Semarang zero stunting,” jelasnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah