Meski begitu, jika ada yang tertarik dengan tarian jiwa, Henny membebaskan siapa saja untuk bergabung.
“Kemarin paling muda berusia 23 tahun. Sementara yang paling tua berusia 62 tahun. Saya tidak pernah membatasi siapa yang mau [ikut], [yang penting] ada niat dan komitmen latihan,” ucapnya.
Ke depannya, Henny berharap hadirnya Tandawa Ratri dapat menginspirasi banyak orang. Dalam artian, tubuh bukanlah semata-mata sebagai body.
BACA JUGA: Grup Tari Asal Semarang Ini Sukses Bawakan Tarian Kontemporer Klasik di Pameran Internasional
Lebih dari itu, tarian jiwa mengenalkan jika di dalam tubuh juga terdapat soul atau jiwa. Sementara jiwa sendiri juga perlu terus bertumbuh dan berkembang.
“Istilahnya, tubuh perlu kita pelihara, perlu kita beri makan, makanan dari jiwa ya olah tubuh ini, dengan makan makanan sehat, melihat yang sehat, mendengar yang baik,” tutur Henny.
Tandawa Ratri baru saja tampil dalam pameran seni tingkat internasional sekaligus Performance Arts yang bertajuk ‘Empowering The Diversity” di Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta, beberapa waktu yang lalu.
Selain tampil dalam berbagai acara tari, mereka juga kerap tampil dalam fashion show dengan mengenakan kebaya tradisional. Misalnya pada event Wastra Nusantara, Kirap Pusaka Dalem, hingga Expo Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Jawa Tengah. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi