“Melalui cara ini dapat menumbuhkan kesadaran semua pihak akan pentingnya menanam. Selain itu, menmperbanyak vegetasi dalam raggka merawat dan memperkuat daya dukung lingkungan di Kabupaten Semarang,” ungkapnya.
Cara ini juga menjadi salah satu cara untuk mengkampanyekan dan menggerakkan kepedulian terhadap upaya merehabilitasi lingkungan. Terlebih sejumlah wilayah Kabupaten Semarang juga rentan terhadap bencana akibat menurunnya kualitas daya dukung lingkungan.
Faisol juga menyampaikan, pemilihan jenis tanaman durian dan alpukat ini juga bermakna ungkapan rasa syukur Kabupaten Semarang telah diberikan pemimpin (bupati dan wakil bupati) untuk lima tahun ke depan.
Tanaman buah durian (king fruit) simbol untuk pemimpin pria, sedangkan tanaman buah alpukat menjadi queen fruit simbol untuk pemimpin perempuan.
“Baik Pak Ngesti Nugraha maupun Bu Nur Arifah, ke depan semoga akan memberikan banyak kemanfaatan bagi masyarakat Kabupaten Semarang,” tegasnya. (*).
Editor: Andi Naga Wulan.