BACA JUGA: Ketua DPRD Jateng Sumanto: UMKM Perlu Tingkatkan Daya Saing, Produknya Harus Unik
“Selain bertani, bisa melakukan usaha sambilan seperti beternak ayam. Bisa juga melakukan variasi seperti menanam sayur mayur yang saat ini banyak dicari,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Jatisuko, Dwi Jangkung Hariyanto mengatakan, kehadiran Sumanto cukup menginspirasi para petani. Menurutnya, apa yang Sumanto sampaikan mengubah pola pikir para petani. Yaitu dari yang semula sebagian masyarakat anggap mata pencaharian sebelah mata, ternyata merupakan pekerjaan yang menguntungkan.
“Semoga dengan pertemuan ini bisa mengubah mindset para petani yang biasanya banyak dianggap pekerjaan sebelah mata, tapi dengan kedatangan beliau bisa mengubah mindset bagaimana bertani jadi pekerjaan yang menguntungkan. Bahkan bisa untuk mencapai masa depan yang lebih baik,” katanya.
Separuh warga Jatisuko bekerja sebagai petani
Lebih lanjut ia berharap para petani bisa memaksimalkan potensi yang ada di Desa Jatisuko. Salah satunya dengan mencermati tren komoditas pertanian yang sedang banyak konsumen cari.
“Harapannya para petani bisa lebih semangat lagi, lebih berinisiatif, dan bervariasi dalam mengembangkan pertanian,” ungkapnya.
BACA JUGA: Ketua DPRD Jateng Sumanto Pentaskan Wayang Kulit 30 Jam Nonstop dengan 23 Dalang
Menurut Dwi, dari sekitar 2.900 penduduk Desa Jatisuko, 50 persennya bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Di desa tersebut terdapat 11 kelompok tani (Poktan) dengan luas lahan pertanian lebih dari 100 hektare. Mereka sebagian besar masih bertani secara konvensional dengan menanam padi, jagung, dan singkong. Hanya sedikit yang menyesuaikan tren dengan menanam sayur mayur. Dengan motivasi dari Sumanto, ia berharap muncul para petani modern.
“Terutama dari generasi muda yang kebanyakan saat ini memilih bekerja di pabrik atau merantau untuk mendapat penghasilan bulanan. Saya berharap mereka tertarik bertani,” ungkapnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto













