SEMARANG, beritajateng.tv – Di tengah geliat pendidikan anak usia dini di Kecamatan Semarang Barat, ada sosok yang bekerja tenang namun konsisten dalam membangun pondasi generasi muda.
Ia adalah Femega Dian Putriani, Bunda PAUD Kecamatan Semarang Barat, yang baru-baru ini meraih peringkat pertama Apresiasi Bunda PAUD tingkat Nasional dari Kemendikdasmen (Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah).
Baginya, penghargaan tersebut bukan sekadar bentuk apresiasi, tetapi pengakuan bahwa peran Bunda PAUD yang sering luput dari perhatian masyarakat. Sebenarnya sangat penting dalam pembentukan karakter dan kesiapan belajar anak-anak sejak usia dini.
“Kadang kami merasa peran Bunda PAUD tidak terlalu terlihat. Tapi ketika kementerian memberikan apresiasi, itu menjadi bukti bahwa peran ini sangat penting,” ujarnya, Rabu, 19 November 2025.
BACA JUGA: Lantik Bunda PAUD Kota Semarang, Agustina: Gerbang Strategis Menuju Indonesia Emas 2045
Femega menyebut penghargaan itu menjadi energi tambahan untuk memperkuat advokasi di seluruh lembaga PAUD yang berada di wilayahnya.
Tahun ini, apresiasi Bunda PAUD mengusung tema Wajib Belajar 13 Tahun. Penekanan pada masa pra-sekolah ini menunjukkan bahwa PAUD merupakan fondasi utama sebelum anak memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut.
“Penambahan satu tahun itu justru ke bawah, ke PAUD. Ini menegaskan bahwa pendidikan di usia dini adalah fondasi,” jelasnya.
Dengan semangat tersebut, Femega dan tim di Kecamatan Semarang Barat semakin gencar melakukan edukasi serta kampanye publik melalui berbagai media.
Fokus mereka adalah memastikan seluruh lembaga PAUD memahami standar layanan dan mampu memberikan pendidikan yang merata.
Salah satu persoalan besar yang ia temui adalah banyaknya PAUD swadaya yang belum memiliki legalitas.
Biaya pendirian yayasan yang mencapai sekitar lima juta rupiah menjadi kendala bagi masyarakat yang ingin membuka layanan PAUD secara mandiri.
Menghadapi situasi itu, Femega mengambil langkah berbeda: membentuk satu lembaga payung untuk menaungi pos-pos PAUD swadaya agar mereka dapat memperoleh izin operasional.
“Setelah berizin, mereka bisa masuk Dapodik, murid mendapatkan NISN, guru mendapatkan kesejahteraan lebih baik, serta bisa mengakses BOSP dan akreditasi,” katanya.
BACA JUGA: Angka Partisipasi Capai 97 Persen, Walikota Semarang Puji Peran Bunda PAUD
Di Semarang Barat terdapat 119 PAUD, dan sebagian besar kini telah mengantongi izin. Sebanyak 27 di antaranya merupakan PAUD swadaya yang sedang terus di bina agar memiliki legalitas resmi.
Langkah ini berlanjut dengan hadirnya program PAUD Emas, sebuah konsep PAUD berbasis swadaya masyarakat yang menjadi pilot project dari Bunda PAUD Provinsi Jawa Tengah.







