Di salah satu PAUD Emas, terdapat sumber air artetis yang hasil penjualannya sepenuhnya digunakan untuk operasional sekolah. Guru-gurunya adalah warga setempat dan layanan yang mereka berikan gratis untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Namun tantangan kota seperti Semarang tidaklah ringan. Heterogenitas masyarakat dan kesenjangan fasilitas pendidikan membuat pemerataan kualitas PAUD membutuhkan upaya ekstra.
Femega ingin memastikan guru-guru PAUD swadaya tidak merasa kalah dengan PAUD swasta yang memiliki fasilitas lebih lengkap.
“Kami memberikan pelatihan pembelajaran mendalam, kelas orang tua, hingga kegiatan kebersamaan seperti piknik dan jalan sehat. Tujuannya agar guru-guru PAUD merasa setara,” ungkapnya.
Jumlah anak usia sekolah di wilayah ini mencapai sekitar 2.300. Dengan 119 PAUD yang tersedia, satu kelurahan bahkan bisa memiliki tiga hingga empat lembaga. Biaya pos PAUD yang hanya dua hingga tiga ribu rupiah per kedatangan membuat pendidikan anak usia dini dapat diakses semua keluarga.
Dukungan dari Pemerintah
Dukungan penuh juga datang dari jajaran pemerintah di kecamatan. Camat Semarang Barat, Elly Asmara, yang juga suami Femega, menegaskan bahwa kecamatan memiliki peran strategis dalam penyelenggaraan pendidikan PAUD berdasarkan Peraturan Wali Kota Nomor 7 Tahun 2018.
“Ini sangat terkait dengan tugas kami. Kami bangga Bunda PAUD Semarang Barat diapresiasi. Artinya, ada praktik baik yang divalidasi oleh kementerian,” ujarnya.
Ia mendorong seluruh jajaran wilayah untuk memberikan dukungan penuh kepada Bunda PAUD di masing-masing kecamatan. Termasuk memastikan tidak ada anak yang tertinggal dalam pemenuhan hak-hak dasarnya seperti akta kelahiran.
“Semarang adalah kota layak anak, dan Semarang Barat kecamatan layak anak. Pemenuhan hak anak itu wajib,” tambahnya.
Di akhir percakapan, Femega menyampaikan harapan besarnya bahwa tidak ada satu pun anak di Semarang Barat yang melewatkan pendidikan PAUD.
“Setahun saja mengikuti PAUD, anak lebih matang secara emosi, lebih mandiri, dan mampu bersosialisasi. PAUD bukan mengejar baca-tulis, tapi menyiapkan kesiapan belajar,” ujarnya.
Melalui berbagai inisiatif dan pelayanan yang tumbuh dari masyarakat, Kecamatan Semarang Barat terus berupaya memperkuat fondasi masa depan generasi muda. Semua mulai dari semangat warga, oleh warga, dan untuk warga. (*)
Editor: Elly Amaliyah







