Asih yang saat itu ada di RSU Siaga Medika Pemalang mengungkap kondisi jenazah Endah. Pada saat itu, Asih diminta melihat jenazah Endah untuk memastikan, namun ia tak berani.
“Saya tadinya disuruh buka untuk bukti agar keluarga tahu [memastikan jenazah], tapi saya enggak berani; katanya parah, saya gak berani buka. Terus kami telepon semua keluarga untuk ngasih tahu biar ke RSU Siaga Medika. Pas sudah di sana, yang berani ya ngelihat jenazahnya, kalau enggak berani lebih baik tidak,” sambungnya.
Ia pun membenarkan bahwa Endah meninggal di tempat saat kecelakaan terjadi. “Iya, meninggal di tempat,” tuturnya.
Aktif di kegiatan kelurahan, Endah sosok yang baik dan dekat dengan warga sekitar
Lebih jauh, Asih menuturkan, kecelakaan yang merenggut nyawa Endah terjadi sebelum rombongan sempat tiba di lokasi wisata. Bus yang Endah tumpangi baru saja keluar dari Tol Pemalang menuju arah Guci, Tegal, ketika kecelakaan terjadi.
“Sebelum piknik jadi berangkat dari sini, Semarang, tujuannya Guci. Jadi keluar tol Pemalang, baru masuk jalur Pemalang yang ke Guci itu. Tapi udah pintu tol keluar, masih di jalur pintu keluar, di situ kecelakaan,” jelas Asih.
Ia mengatakan, sebagian keluarga ikut mendampingi jenazah Endah dengan ambulans pada Sabtu, 25 Oktober 2025 malam, sementara anggota keluarga lain menyusul dari Pemalang ke Semarang pada Minggu pagi.
“Yang keluarga inti, adik sama keponakannya yang langsung itu ikut ambulans dari malam. Kalau yang lainnya berangkat pagi, jam enam pagi sampai sini,” ujarnya.
BACA JUGA: 4 Tewas dalam Laka Bus Wisata FKK Bendan Ngisor Semarang di Tol Pemalang
Endah dikenal sebagai sosok yang aktif dan ramah. Di lingkungan tempat tinggalnya di Semarang, ia aktif dalam kegiatan PKK dan Forum Kesehatan Kelurahan (FKK) Bendan Ngisor.
“Dia aktif di PKK, di FKK kesehatan, orangnya baik dan dekat dengan masyarakat,” tutur Asih.
Keluarga di Pemalang mengenal Endah sebagai sosok penyayang dan selalu pulang setiap Lebaran untuk berkumpul bersama keluarga besar.
“Kalau lebaran itu mesti pulang, kumpul sama saudara-saudara. Biasanya ke rumah saya juga, ke rumah mbahnya anak-anak. Orangnya suka bimbing anak-anak, baik sama keluarga,” kenang Asih. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













