“Ketika jaringan kembali normal, pasar mulai bergerak, aktivitas ekonomi tumbuh, dan semangat masyarakat ikut bangkit. Inilah pentingnya kolaborasi lintas instansi agar Aceh Tamiang bisa segera pulih dan bangkit kembali,” jelasnya.
Dari sisi operator, Direktur Network Telkomsel, Indra Mardiatna, menyampaikan bahwa pihaknya terus mempercepat proses pemulihan jaringan, khususnya di wilayah Aceh Tamiang dan Gayo Luwes. Target pemulihan hingga 90 persen ditetapkan pada 27 Desember 2025.
“Kendala utama saat ini memang kestabilan listrik. Karena itu, kami menyiapkan genset agar layanan telekomunikasi tetap berjalan dan masyarakat tetap bisa berkomunikasi,” kata Indra.
Secara regional, Indra menyebut pemulihan layanan Telkomsel di wilayah Sumatera telah mencapai 97 persen. Untuk wilayah Aceh sendiri, pemulihan berada di angka 90 persen, sementara Sumatera Utara mencapai 98,9 persen dan Sumatera Barat 99 persen.
Dari total 33 area terdampak, 26 area telah berhasil dipulihkan. Sementara dari 123 OLT yang terdampak, sebanyak 120 OLT sudah kembali beroperasi.
Selain fokus pada konektivitas, TelkomGroup juga menyalurkan berbagai bantuan kemanusiaan melalui program Telkom Peduli. Bantuan tersebut meliputi 103 unit genset di wilayah Aceh, 37 unit sumur bor, 500 unit handphone, empat unit tenda, bantuan sembako di 161 posko pengungsian. Bantuan usaha bagi 682 warga, empat unit alat berat beserta truk pengangkut, enam posko kesehatan, serta dapur umum di tiga lokasi terdampak.
Kombinasi antara pemulihan jaringan dan bantuan kemanusiaan ini harapannya mampu mempercepat pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat Aceh Tamiang. Sekaligus memastikan layanan komunikasi sebagai kebutuhan dasar tetap tersedia di masa krisis. (*)
Editor: Elly Amaliyah













