SEMARANG, beritajateng.tv – Sebuah fenomena hobi menarik muncul di tengah gemuruh perkembangan teknologi dan tren transportasi modern. Komunitas Serobot, sebuah komunitas pengoleksi sepeda robot hadir di tengah maraknya komunitas sepeda di Kota Semarang.
Sepeda robot memang memiliki ciri khas unik daripada sepeda pada umumnya. Mulai dari lampu yang menghias bagian depan dan belakang, sirine, shifter tongkat atau operan gigi sepeda, hingga kabel yang melilit di rangka sepeda.
Terlihat ramai dan heboh, namun kondisi ini justru menjadi daya tarik sendiri bagi Nugroho Dwiadhiseno untuk mengoleksi sepeda robot.
Nughoro yang sekaligus sebagai Ketua Komunitas Serobot Semarang ini menjelaskan, sepeda legendaris ini hits pada tahun 1970 ini adalah salah satu kenangannya saat duduk di bangku sekolah dasar. Oleh karena itu, mengoleksi sekaligus membangun komunitas adalah caranya dalam merawat kenangan masa kecil.
“Waktu hits tahun 70-an, pengen banget buat beli, tapi nggak bisa karena mahal sekali. Jadi pas sekarang kita bisa beli, akhirnya beli dan koleksi, sekaligus untuk mengenang dan merawat masa lalu,” jelasnya kepada wartawan beritajateng.tv sehabis bersepeda keliling kota, pada Minggu, (7/5/2023).
Dalam menjalani hobinya ini, Nugroho mengaku salah satu kendala yakni sulitnya mencari sparepart atau aksesoris sepeda robot. Berhentinya produksi aksesoris dari negara asalnya yaitu Jepang menjadi salah satu alasan langkanya sparepart sepeda legendaris ini.
“Sparepartnya susah carinya mungkin karena sudah tidak produksi lagi. Jadi kita harus cari temen, gabung komunitas, pas ada yang jual baru kita bisa beli,” ujarnya.
Meski terbilang langka dan sulit, hal tersebut tak menyurutkan langkah Nugroho dalam mengoleksi sepeda legendaris ini. Ia kini bahkan memiliki 5 sepeda robot.