Ia menilai kerentanan rob terjadi merata dari Banten hingga Jawa Timur, dengan Semarang dan Demak sebagai daerah paling sering terdampak. Oleh sebab itu, kata AHY, wilayah Jawa Tengah disebut membutuhkan perhatian khusus.
“Keduanya memang intensitasnya tinggi dan perlu mendapatkan atensi yang lebih besar,” tuturnya.
Singgung banjir besar di Sumatera, AHY tegaskan pembangunan tak boleh rusak lingkungan
Saat kuliah umum berlangsung, AHY menyinggung pentingnya pembangunan yang tidak merusak lingkungan. Ia menekankan komitmen pemerintah memperluas energi terbarukan sebagai bagian dari mitigasi jangka panjang.
“Kita ingin Indonesia semakin baik kondisi lingkungannya. Mengurangi penggunaan bahan bakar berbasis fuel karena kita bisa mengembangkan teknologi yang lebih ramah lingkungan seperti solar panel, tenaga angin, hydropower, dan sumber lainnya yang bersih,” kata AHY.
AHY mengatakan Indonesia membutuhkan arah pembangunan yang menempatkan aspek daya tahan dan keberlanjutan sebagai fondasi utama.
“Kami membahas isu fundamental, bagaimana membangun dengan orientasi resilience, prosperity, dan sustainability. Kami ingin membangun infrastruktur yang memiliki daya tahan terhadap berbagai potensi bencana,” ujarnya.
Lebih jauh, putera sulung Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga menyoroti bencana banjir dan longsor yang terjadi dua hari terakhir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Ia memastikan penanganan darurat telah lintas instansi lakukan.
“BNPB dan BPBD sudah bekerja, dan Kementerian PUPR mengirimkan alat berat untuk mempercepat evakuasi dan pemulihan,” jelasnya.
Menurut AHY, diskusi dengan Undip menjadi relevan ketika Indonesia menghadapi ancaman bencana yang terus berulang. Ia menilai kampus memiliki peran penting dalam menjaga arah pembangunan berkelanjutan.
“Undip adalah salah satu kampus terdepan untuk mengawal pembangunan berkelanjutan,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi













