SEMARANG, beritajateng.tv – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang menyebutkan bahwa daerah yang mengalami krisis air bersih di Semarang semakin meluas seiring musim kemarau panjang imbas fenomena El-Nino.
“Bahkan, salah satu kecamatan yang biasanya tidak pernah (sekarang mengalami krisis air bersih). Hari ini muncul permintaan, yakni di Gunungpati, Kelurahan Cepogo,” ujar Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto di Semarang, Rabu, 13 September 2023.
Ia mengatakan, permintaan dari masyarakat untuk air bersih setiap minggu rata-rata mencapai enam tangki, dengan kapasitas setiap tangki mencapai 5.000 liter.
BACA JUGA: Perpanjang Antisipasi Kekeringan dan Dampak El-Nino, BPBD Jateng: Krisis Air Paling Parah di Blora
Untuk permohonan bantuan air bersih, kata Endro, hanya butuh waktu satu hari bagi BPBD Kota Semarang untuk mengirimkan bantuan air bersih begitu menerima permohonan dari masyarakat.
“Saya hanya butuh satu hari. Ini surat masuk dari Lurah Cepoko masuk kemarin (12/9). Baru surat. Langsung kami tindaklanjuti. Ini untuk mengeluarkan air bersih. Walaupun jasa, harus kami pertanggungjawabkan,” ujarnya.
Pihaknya mencontohkan, BPBD Kota Semarang pada Rabu kemarin mendistribusikan bantuan air bersih di Gedawang dan Jabungan di Kecamatan Banyumanik yang merupakan pengiriman rutin.
“Hari ini, kami menyebar. Di (Kecamatan) Banyumanik, itu rutin di Gedawang dan Jabungan, Gunungpati di Cepoko sebanyak satu tangki, dan satu tangki di Beringin, Kecamatan Ngaliyan,” tuturnya.
Bantuan dari APBD 2023 untuk krisis air bersih di Semarang telah habis
Seiring dengan meluasnya daerah yang terdampak kekeringan, Endro mengakui bahwa persediaan bantuan air bersih yang bersumber dari APBD 2023 sudah habis sehingga tinggal mengandalkan bantuan CSR (corporate social responsibility) dari perusahaan.