“Andika adalah orang dekatnya Bu Mega, anggota PDIP, bagaimana dengan dia? Dia lebih mirip sama Luthfi sebagai wakil kepentingan pusat di daerah,” paparnya.
Anggap Andika dan Luthfi kepentingan pusat, NHS khawatirkan soal desentralisasi yang terancam
Baginya, kedua tokoh yang bertarung di Pilgub Jawa Tengah 2024 bak wakil yang elite pusat pilihkan. Hal itu, kata NHS, akan mengancam desentralisasi politik sebagai hakikat dari Pilkada itu sendiri.
“Desentralisasi politik itu tidak tampak dalam Pilgub kita hari ini, bukan cuma Jateng, di Jatim juga warnanya begitu, Jabar juga. Rakyat di daerah sangat terdikte kepentingan elit pusat, karena dia bukan tidak mampu saja menentukan orang yang akan dia pilih, tapi lebih banyak memilih orang yang telah pusat pilihkan,” paparnya.
Menurutnya, Pilkada ideal terjadi di rentang waktu 2005 hingga 2015 silam. Alasannya, desentralisasi politik masih kental dalam pelaksanaan Pilkada tersebut.
Terlebih, media sosial masih saja ramai oleh perdebatan antara pendukung Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
“Bukan hanya perdebatan siapa yang terpilih dan tidak terpilih. Sampai hari ini antara pendukung Anies dan Prabowo, itu masih terasa sekali. Tampaknya tidak selesai-selesai, karena agenda itu [Pilpres dan Pilkada] masih sekuensif,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi