Pendidikan

Kudus Wakili Indonesia dalam Survei Global OECD Tentang Keterampilan Sosial-Emosional

×

Kudus Wakili Indonesia dalam Survei Global OECD Tentang Keterampilan Sosial-Emosional

Sebarkan artikel ini
Kudus Wakili Indonesia dalam Survei Global OECD Tentang Keterampilan Sosial-Emosional
Peluncuran survei Global OECD tentang keterampilan Sosial-Emosional di SD Masehi Kudus. (Ellya/beritajateng.tv)

3. Komitmen Kuat Pendidik Indonesia. Di antara semua lokasi, pendidik di Kudus menunjukkan konsistensi tertinggi. Dalam mengintegrasikan keterampilan sosial emosional lintas mata pelajaran.

Mereka juga paling memiliki kesamaan pola pikir tentang dampak keterampilan tersebut bagi hasil akademik dan kehidupan siswa. Serta tanggung jawab sebagai pendidik untuk menumbuhkannya.

4. Penciptaan Lingkungan Sekolah Aman untuk Keberhasilan Siswa: Perundungan masih menjadi kekhawatiran yang signifikan di semua lokasi termasuk di Kudus. Namun, di beberapa lokasi termasuk Kudus, sebagian besar kepala sekolah melaporkan tingkat penindasan yang rendah, sehingga hal ini menunjukkan adanya kekhawatiran normalisasi terhadap perilaku tersebut.

5. Pemberian Umpan Balik Positif ke Siswa: Siswa yang menerima lebih banyak umpan balik guru memiliki keterampilan sosial dan emosional yang lebih tinggi. Di Kudus, menerima umpan balik guru yang lebih sering paling erat kaitannya dengan motivasi berprestasi, rasa ingin tahu, keramahan, kepercayaan, dan toleransi.

Koordinator Nasional Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan, Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Ananto Kusuma Seta mengapresiasi temuan survei OECD.

Jadi Acuan Kementerian

Survei ini tepat waktu dan selaras dengan arah kebijakan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. guna meningkatkan keterampilan sosial emosional siswa, dengan konsep pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful.

“Temuan survei OECD di Kudus menguatkan bahwa keterampilan sosial emosional itu sangat penting untuk menuntun para siswa sukses di masa depan. Bahwa keterampilan di abad 21 kini bukan hanya diukur dari skor PISA, tapi perlu juga dilihat dan komplementer dengan skor sosial emosional. Dari temuan ini, Kudus telah menorehkan awal yang bagus dan secara umum posisi kita di atas rata-rata. Pendidikan kita di Kudus masih lebih baik dari Singapura dan lepang soal sosial emosional,” terang Ananto.

Selain relevansi kebijakan pada tingkat nasional, temuan ini memiliki potensi untuk memperkuat dan memperluas praktik baik yang sudah ada di Kudus.

Penjabat Bupati Kudus Dr. Muhammad Hasan Chabibie, S.T., M.Si mengatakan, sebagai satu-satunya kota perwakilan Indonesia dalam survei global ini.

Kudus telah menunjukkan komitmen terhadap pembelajaran sosial emosional melalui aneka program strategis dengan dukungan Djarum Foundation.

“Dalam sistem pendidikan yang terus berkembang, keterampilan sosial-emosional akan berpurwarupa menjadi salah satu hard skills yang dibutuhkan dunia. Bagi saya, ini merupakan suatu hal yang menggembirakan. Praktik-praktik baik yang sudah berjalan di Kudus ini perlu kita pertajam lagi sekaligus melakukan scale-up melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah ke sekolah-sekolah lain di seluruh daerah di Indonesia,” urai Muhammad Hasan Chabibie. (*)

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan