Ganjar menyebut Desa Sepakung sebagai salah satu contoh desa yang berhasil. Oleh karena kreativitasnya, desa yang berlokasi di Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang tersebut kini hadir menjadi desa digital.
“Mereka (Desa Sepakung) yang dulu betul-betul desa yang tidak ada internet, karena kreativitas desanya mereka beli bandwith dari provider, kemudian pengelolanya BUMDes. Kemudian dijual kepada masyarakat dan hari ini luar biasa, perkembangan bagus, wisatawan datang banyak sekali. Ini salah satu contoh,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Ganjar mengaku akan melakukan live in untuk memantau dan berinteraksi secara langsung dengan warga desa setempat. Dengan harapan agar permasalahan tertangani dengan lebih tepat sasaran.
Turut hadir dalam acara tersebut Kajati Jateng I Made Suanarwan, Kabinda Jateng Brigjen TNI Sulaiman, Perwakilan Polda Jateng dan Kodam IV Diponegoro, serta jajaran Kepala OPD Jateng.
Ganjar menyinggung soal opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Terutama soal pekerjaan administratif.
Ia mengklaim saat ini pihaknya telah menyelesaikan sebanyak 70 persen dan akan mengejar 21 persen yang tersisa.
“Mudah-mudahan tidak ada yang keliru. meskipun alhamdulillah sekarang sudah 70 persen lebih selesai, tinggal sedikit kurang lebih tinggal 21 persen yang akan kita kejar. Dan kita kumpulkan kawan-kawan kades untuk segera membereskan,” bebernya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto