Selain itu, Ratna juga menjelaskan bahwa aktivitas menggambar sketsa berbeda dengan sketsa pada teknik sipil. Meski sama-sama memiliki fokus pada garis, namun teknik menggambar sketsa lebih fleksibel dan tidak sesaklek teknik sipil.
BACA JUGA: Terkesan dengan Kota Atlas, Komikus Asal Perancis Ini Bikin Sketsa Khusus Kota Semarangv
Ia pun menyebut sketsa telah menjadi salah satu bagian dari fine art. Oleh karenanya, orang yang menggambar sketsa sering kali disebut sebagai perupa.
“Karena sudah jadi seni, makanya setiap perupa bisa memiliki style yang berbeda-beda. Misal menggambar bangunan, itu nggak saklek harus lurus sesuai aslinya, tapi juga ada sentuhan seni bisa melengkung-melengkung,” jelasnya.
Ratna berharap, di usia Semarang Sketchwalk yang menginjak 8 tahun, pihaknya dapat terus mewadahi para perupa sekaligus mengangkat pariwisata Kota Semarang.
“Jadi harapan kami, Semarang Sketchwalk lebih berkualitas lagi, anggota udah banyak. Misi kita kan sebetulnya karena sketsa itu menampilkan bangunan atau situasi yang kita gambar, semoga itu bisa mengangkat pariwisata daerah tersebut,” harapnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi