Mereka rela bergotong-royong tiap hari Selasa hingga Jumat untuk menyiapkan segala keperluan Kantin Kebajikan. Misalnya dari berbelanja, memasak, menyiapkan tempat, hingga mencuci piring.
Salah satu orang tersebut ialah Hok Tjhoen. Sudah 8 tahun lamanya Tjhoen menjadi juru masak di Kantin Kebajikan. Tiap minggunya, ia sibuk berbelanja ke pasar dan meracik masakan.
BACA JUGA: Komisi C DPRD Jateng Dorong PAD dari Sewa Kantin Sekolah
“Awalnya dulu kan masih pesen, terus saya ikut menata. Kok liat kayanya nasi terlalu mepet kalau dikit nggak bisa jadi 100 porsi,” kisahnya.
Mulai dari itu, Tjhoen menawarkan diri untuk menjadi juru masak di Kantin Kebajikan. Pikirnya, dengan memasak sendiri akan mendapatkan porsi yang lebih banyak.
Ia sendiri masih bekerja tiap sorenya di daerah Brumbungan. Namun, di tengah kesibukannya, ia rela memasak ratusan porsi tanpa bayaran sepeser pun.
“Karena rasa kasih, rasa ingin berbagi, masakan disajikan orang makan rasanya senang, apalagi kalau habis semua,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi