“Untuk evakuasinya sudah kemarin, mereka sudah berada di titik-titik pengungsian yang tersedia. Untuk kebutuhan mereka untuk pemenuhan logistik sudah ada dukungan dari BPBD, dari Dinas Sosial, mereka sudah membuat dapur umum. Mereka sudah di lokasi, tidak di tempat sama,” terang Chomsul.
Chomsul menuturkan, jumlah pengungsi tercatat mencapai 303 KK atau 760 jiwa yang tersebar di tiga lokasi.
BACA JUGA: Kebakaran Sumur Minyak Rakyat di Blora: Tiga Nyawa Melayang, 50 Warga Mengungsi
“Datanya itu total pengungsi yang terungsikan itu ada 303 KK, 760 jiwa. Itu tersebar di tiga lokasi. Balai Desa Gandu itu ada 3 KK, 17 jiwa. Kemudian ada yang sebagian di rumah saudara itu ada sekitar 300 KK, 750 jiwa. Terus yang di lapangan voli itu kami belum dapat data fix-nya,” jelasnya.
Tak hanya terhadap warga, Chomsul mengungkap evakuasi juga tertuju kepada hewan ternak.
“Selain itu juga mengungsikan hewan ternak, ada sapi, ada kambing. Mengungsinya di lapangan, ada 9 ekor,” sambungnya.
Ada tiga warga meninggal dunia dan rumah rusak berat
Chomsul pun membenarkan dampak kebakaran sumur minyak ilegal di Blora itu menelan korban jiwa sebanyak tiga orang. “Korban meninggal dunia tiga orang, kemudian yang luka dua orang dan sudah dibawa ke rumah sakit,” kata Chomsul.
Pihaknya menambahkan, dua korban meninggal dunia berada di lokasi, sementara satu lainnya berada beberapa meter dari titik ledakan.
“Yang satu itu meninggal dia bukan di TKP; informasinya kemarin dia jarak berapa meter dari lokasi ledakan. Kayaknya dia juga sedang menambang tapi ditemukan meninggal ada sekitar berapa meter. Tapi yang dua itu meninggalnya setelah penanganan,” jelasnya.
Selain itu, tutur Chomsul, kebakaran juga menyebabkan kerusakan rumah warga. “Rumah rusak berat ada satu, terus kemudian empat rumah rusak sedang. Itu dampaknya,” pungkas Chomsul. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi