Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut anak muda Kota Semarang termasuk generasi yang “jempolan”, yakni generasi penggerak, bukan penggertak.
Katanya, generasi penggertak adalah mereka yang suka menyebar hoaks dan hate speech. Sementara generasi penggerak adalah mereka yang mempunyai kepedulian positif dan suportif.
“Ini waktunya anak muda berkontribusi untuk bangsa karena pada tahun 2045 akan menjadi pemimpin,” tegasnya saat diminta memberi sambutan dalam MGN Stage Semarang.
Di kesempatan yang sama, CEO Media Group Network, M Mirdal Akib, mengatakan pemuda Indonesia sebenarnya memiliki persyaratan yang mampu membawa bangsanya menjadi besar. Mirdal menegaskan Media Group Network merasa perlu hadir di Semarang untuk memberikan literasi dan wake-up call untuk mengingatkan kembali pemuda Indonesia tentang potensi-potensi yang harus mereka gali bersama.
“Kalau tidak kita bangunkan, terlambat nanti. Apalagi kita menanti bonus demografi, kalau tidak disiapkan baik, kita bisa tidak menjadi pemain global,” jelas Mirdal.
Menurut Akib, hari ini dunia sedang menghadapi masa peralihan dari pengembangan sumber daya alam menuju pengembangan sumber daya manusia. “Sumber daya alam sudah menipis, sumber daya manusia melimpah. Nah, kualitas sumber daya manusia harus disiapkan agar memberi kontribusi maksimal. Negara maju tidak mengandalkan SDA tapi SDM,” terang Akib.
Mirdal berujar Semarang menjadi salah satu kota penting Indonesia karena ibu kota Jawa Tengah itu merupakan bagian terintegrasi dari kota-kota besar dunia. Bahkan, Semarang mempunyai potensi yang lengkap mulai dari budaya, pelajar, dan industri.
“Semua ada di sini. Semarang tidak beda dengan Melbourne, Jakarta, Singapura, dan lain-lain. karena punya persyaratan dan potensi yang sama, internet sama, anak muda sama, apalagi setelah pandemi, kita dititik star sama,” tegas Akib.
Bahkan, kata Mirdal, Semarang punya satu potensi yang mampu tampil lebih unggul dari kota-kota besar dunia. “Yaitu daya tahan. Kalau negara lain sudah terlena dengan kemajuan, Semarang baru mulai bangkit,” jelasnya. (Ak/El)