Olahraga

Libas Gang Sempit di Tegalsari Semarang, Dimas Aradhana dan Jambol Unggul di Final 76 IDH Urban 2025 Seri 2

×

Libas Gang Sempit di Tegalsari Semarang, Dimas Aradhana dan Jambol Unggul di Final 76 IDH Urban 2025 Seri 2

Sebarkan artikel ini
76 IDH Urban 2
Kelima pemenang 76 Indonesian Downhill (IDH) Urban 2025 Seri 2 kelas Men Elite saat menerima penghargaan di Taman Budaya Raden Saleh, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu, 5 Oktober 2025 sore. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – Persaingan seru dan menegangkan terasa di hari terakhir kompetisi 76 Indonesian Downhill (IDH) Urban 2025 Seri 2 di Candisari, Kota Semarang, Minggu, 5 Oktober 2025.

Setelah sesi seeding run yang berlangsung sehari sebelumnya, para downhiller menuntaskan final run dengan kecepatan tinggi di jalur yang melintasi perkampungan padat di Tegalsari, Kelurahan Candisari.

Lintasan sepanjang kurang dari satu kilometer itu memaksa downhiller mengatur tenaga dan kecepatan secara presisi di jalur menurun dengan permukaan aspal dan paving. Ke-12 kelas bersaing ketat, tak terkecuali kelas Men Junior dan Men Elite.

Adapun kelas tersebut mencakup Men Elite, Men Junior, Women Open, Men Youth, Men Master E, D, C, B, A, dan Sport C, B, A.

Dimas Aradhana dari Team 76 Rider Downhill Squad keluar sebagai yang tercepat di kelas Men Junior dengan catatan dengan catatan waktu 1 menit 30,498 detik. Hasil ini mengukuhkan dominasinya setelah juga menjadi yang tercepat di sesi seeding run kemarin.

“Alhamdulillah ya, di final ini dapat posisi pertama. Waktunya juga lebih cepat tiga detik dari sebelumnya,” ujar Dimas.

BACA JUGA: Persaingan Ketat 76 IDH Urban 2025 Seri 2, 102 Downhiller Adu Cepat Susuri Trek di Kota Semarang

Ia mengaku bagian paling sulit ada di section terakhir lintasan. Menurutnya, area tersebut menuntut downhiller benar-benar harus mengenali batas kemampuan diri.

“Bagian yang paling sulit mungkin di section terakhir. Di situ kita harus tahu batas kemampuan atau limit kita, karena kalau sudah melewati limit, pasti jatuh. Banyak senior juga jatuh di situ. Contohnya tadi Yoga, dia terlalu kencang, overspeed, jadinya jatuh,” ucap Dimas.

Dimas menyebut kunci perbaikan dari seeding run ke final run ialah menambah jarak pedaling section dan menemukan cutting line yang lebih efisien.

“Dari seeding run kemarin, aku menambah pedaling section, jadi bagian yang aku kayuh aku tambah sekitar lima meter. Ada beberapa section yang bisa aku tambah pedaling-nya, dan aku juga nemu cutting line yang lebih bagus,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menyiapkan strategi khusus di tikungan dan mengantisipasi permukaan licin di bagian akhir lintasan.

“Iya, licin, karena banyak kerikil yang copot, jadi sepeda gampang slide. Makanya waktu pre-practice saya coba push sampai intermediate finish buat tahu pace limit-nya,” tandasnya.

Abdul Jambol kalahkan Andy Prayoga di 76 IDH Urban 2025 Seri 2, siap hadapi Seri 3 di Malang

Sementara itu, Mohammad Abdul “Jambol” Hakim asal Jepara berhasil merebut posisi pertama di kelas Men Elite dengan waktu 1 menit 27,88 detik, unggul 1,015 detik dari Pandu Satrio Perkasa di posisi kedua.

“Persiapan saya banyak, tapi yang paling penting adalah menjaga tubuh saya dalam kondisi baik serta menjaga endurance saya, sehingga saya bisa tampil maksimal di 76 IDH Urban 2025 Seri 2 ini,” ujar downhiller kelahiran 24 Mei 1996 itu.

Pada seeding run, Jambol sempat berada di posisi kedua di bawah Andy Prayoga. Ia mengaku mengalami kendala di beberapa section, terutama di bagian wall dan turunan tangga pada obstacle lintasan.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan