“Alhamdulillah, karena tekad yang kuat di sesi final run 76 IDH Urban 2025 Seri 2 ini, saya berhasil mendapatkan posisi dan catatan waktu terbaik saya di Seri 2 ini,” ucap Jambol.
Jambol menilai, lintasan perkampungan di Kota Semarang sebagai yang terbaik selama mengikuti seri IDH.
BACA JUGA: Kota Semarang Bakal Jadi Tuan Rumah 76 IDH 2025 Seri 2
“Kenapa terbaik, karena banyak point yang harus saya ambil di lintasan saat Seri 2 ini. Di antaranya, saya harus lebih berani melepas rem di beberapa rintangan tertentu. Saya harus pas di masuk dan keluar tikungan antara line dengan speed supaya tidak over,” ujarnya.
Dengan kemenangan ini, Jambol mencatat gelar perdana di musim 2025 dan menjadikannya modal penting menghadapi Seri 3 di Malang, Jawa Timur.
Ia menyebut hasil final run di Kota Semarang menjadi bekal berharga setelah berhasil mengungguli Andy Prayoga, salah satu downhiller dengan nama besar di dunia downhill.
Selisih waktu yang tipis ia sebut sebagai bukti ketatnya persaingan di lintasan urban Tegalsari, Semarang.
“Ini menjadi modal bagi saya untuk bisa berlaga di seri berikutnya. Karena saya sudah keluar sebagai Juara di 76 IDH Urban 2025 Seri 2 di Semarang,“ pungkas Jambol.
Kota Semarang terpilih lantaran punya jalan kampung yang cocok untuk downhill
Lebih lanjut, Direktur Event IDH Urban, Aditya Nugraha, menjelaskan sengaja membuat lintasan di Kota Semarang pendek agar menguji kemampuan adaptasi para pebalap.
“Lintasan pendek, enggak sampai satu kilometer, karena atlet-atlet biasanya terbiasa dua kilometer. Jadi mereka harus kalibrasi ulang pengaturan tenaganya. Selisih waktunya pun bisa per seribu detik,” jelasnya.
Ia menambahkan, pemilihan Kota Semarang lantaran memiliki karakter kawasan perkotaan yang ideal untuk ajang urban downhill.
“Judulnya urban, jadi memang harus di tengah kota. Enggak banyak kota yang punya jalur kampung besar dan menurun seperti di sini. Itu alasan paling sederhana kami milih Semarang,” pungkas Aditya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi