SEMARANG, beritajateng.tv – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengatakan bahwa sedimentasi masih menjadi masalah di kawasan Bendungan Jragung.
Karena masih gundulnya lahan- lahan di sekitar Proyek Strategis Nasional (PSN) di wilayah Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang tersebut.
“Saya melihat langsung ternyata gundul, maka yang dikeluhkan hilirnya adalah sedimentasi,” katanya, saat meninjau proyek Bendungan Jragung, Senin 2 Juni 2025.
Jadi tanah, lumpur hingga sampah-sampah pertanian juga masih terbawa arus dan ini yang masih menjadi permasalahan.
Sehingga ini juga akan berdampak terhadap APBN maupun APBD provinsi dan kabupaten. Karena uangnya selalu keluar untuk mengatasi dampak sedimentasi ini.
BACA JUGA: Wagub Taj Yasin Ungkap Penyebab Molornya Penyelesaian Bendungan Jragung Semarang
Maka tinggal melengkapi dari pertanian bisa mengajak masyarakat, yang selama ini memanfaatkan bantaran bendungan, supaya bisa memilih tanaman yang tepat.
“Kalau selama ini mereka menanam jagung, itu baik untuk masyarakat. Tetapi tidak baik untuk lingkungan bantaran bendungan yang masih gundul,” tegas wagub.
Ini harus diganti tetapi secara bertahap dan juga mengedukasi masyarakat, supaya lahan-lahan ini tidak longsor dan ikut larut hingga dampaknya lebih buruk.
“Maka dalam persoalan ini kita memang harus bersama-sama dan jangan sampai muncul kata-kata, ‘kami kan tidak terdampak’, itu nggak bisa,” lanjutnya.
Di lain pihak, Taj Yasin juga menegaskan, manfaat Bendungan Jragung dengan proyeksi kapasitas tampung 90 juta m3 dan luas genangan 451 hektare ini.
Menurutnya, manfaat yang utama adalah air baku. Jadi bukan hanya mengurangi banjir, tetapi ada manfaat dari air baku untuk Kota Semarang, Kabupaten Demak dan Grobogan.