SEMARANG, beritajateng.tv – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperkuat pantauan cuaca Nataru melalui kolaborasi strategis bersama BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani.
Adapun langkah itu muncul karena potensi peningkatan curah hujan pada periode Nataru sering memicu gangguan di wilayah rawan bencana.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meninjau langsung kesiapan kolaborasi tersebut. Ia datang bersama Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng serta jajaran OPD untuk memastikan koordinasi berjalan cepat dan responsif.
Kunjungan itu berlangsung pada Senin, 8 Desember 2025 dengan fokus pada kesiapan teknologi pemantauan cuaca.
Ahmad Luthfi menjelaskan bahwa pemantauan berbasis data real time sangat penting untuk penanganan bencana.
Ia mengatakan bahwa curah hujan tinggi sering memicu rob di kawasan pesisir. Oleh sebab itu, pemerintah memperkuat sistem peringatan agar warga pesisir mampu melakukan langkah antisipasi. Gubernur menilai pantauan rutin mampu meminimalkan dampak kerugian pada momen liburan panjang.
Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani, Yoga Sambodo, turut menjabarkan kondisi terbaru. Ia menyampaikan bahwa Jawa Tengah memasuki masa eskalasi hujan sepanjang Desember 2025. Menurutnya, kondisi itu terus meningkat menuju puncak musim hujan pada Januari hingga Februari 2026.
“Curah hujan terus meningkat hingga Februari, jadi kami menyiapkan data pendukung,” katanya.
Yoga memastikan dukungan pasokan data cuaca untuk posko Nataru maupun posko Lebaran. Ia menyebut bahwa konsistensi pemantauan memegang peran utama karena kondisi cuaca berubah sangat cepat. Informasi tersebut dikirimkan secara berkala agar petugas lapangan mampu menilai perubahan cuaca.













