Scroll Untuk Baca Artikel
Jateng

Lobster Air Tawar Mulai Dibudidayakan di Semarang, Mbak Ita: Mudah dan Murah Biayanya

×

Lobster Air Tawar Mulai Dibudidayakan di Semarang, Mbak Ita: Mudah dan Murah Biayanya

Sebarkan artikel ini
Lobster Air Tawar Mulai Dibudidayakan di Semarang, Mbak Ita: Mudah dan Murah Biayanya
Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu meninjau budidaya lobster air tawar di Balai Benih Ikan Mijen Kota Semarang. (Ellya/beritajateng.tv)

Dia menjelaskan jika Balai Benih Ikan ini juga bisa memaksimalkan pemanfaatannya. Antara lain untuk budidaya lobster dengan menjual benih atau telur lobster.

Dia berharap, kerjasama dengan BRIN yang di fasilitasi oleh BRIDA ini bisa memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat Kota Semarang.

“Muaranya bisa jadi penopang program makan siang bergizi yang membutuhkan makanan makanan dengan protein tinggi,” ucapnya.

Perawatan Lobster

Sementara itu, Peneliti Utama BRIN, Zaenal Arifin mengatakan, harga benih lobster bervariasi mulai dari Rp 1.000 – Rp 2.000 untuk ukuran 1,5 inci. Sedangkan, untuk 10 ini bisa mencapai Rp 10 – Rp 15 ribu.

Selama ini, lanjut Mbak Ita, masyarakat hanya berdasarkan hasil tangkapan di alam. Jika hasil kerjasama antara pemkot dan BRIN berhasil, akan menjadi pembenihan lobster air tawar yang pertama di Indonesia.

“Balai Benih Ikan akan menjual bibitnya, ini kan sangat mudah, budidaya mudah, menetaskannya mudah dan tadi kan dilihat airnya hanya 15 cm. Tidak perlu ganti air setiap hari. Kalau pakannya tepat, airnya akan stabil, 30 hari tidak ganti air itu gak masalah,” papar Zainal.

Selanjutnya, Zainal memaparkan, pembesaran di kolam membutuhkan waktu sekitar 6-8 bulan. Jika pakan lobsternya bagus, maka kualitas dan jumlah telur lobster akan bagus.

Misalnya, lanjutnya, banyak keong di sekitar sini, bisa cacah atau ikan mati yang masih segar, bisa jadi pakan untuk mempercepat pertumbuhan. Dalam memberikan pakan, perlu kombinasi herbal protein nabati dan hewani.

“Kualitas telurnya juga akan lebih bagus dan pakannya yang dua itu,” tambahnya.

Sedangkan tempat budidaya, Zainal menyebut, bisa menggubakan kontainer, kolam semen, ataupun terpal. “Tidak harus menggunakan lahan luas, bahkan bisa membuatnya dengan bertingkat,” ucapnya. (*)

Editor: Elly Amaliyah

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan