SEMARANG, beritajateng.tv – Tepat tujuh hari sebelum tahun baru Imlek, puluhan warga Tionghoa di Klenteng Tay Kak Sie menggelar sembahyang Toa Pek Kong Naik (Sang Sin) pada Kamis, 23 Januari 2025 sore.
Jalannya acara bermula dari memanjatkan sejumlah doa-doa. Setelah itu, Pandita mulai upacara sembahyang Toa Pek Kong Naik tepat pukul 16.00 WIB. Pandita memimpin umat untuk bersama-sama membacakan parita suci.
Setelah selesai, tampah yang berisi kertas tengchi kemudian dibakar sembari memutar-mutar tampah beberapa kali. Ritual ini merupakan pesan bahwa mereka sedang mengantarkan dewa-dewi ke kayangan.
“Sebelum kami lakukan upacara, kami doa-doa dan membacakan mantra. Tujuannya kami ingin dewa-dewi ini juga selalu ingat kepada kami sebagai manusia yang tidak sempurna, tapi bisa dibimbing menjadi manusia yang lebih baik ke depannya,” ungkap Kepala Operasional Klenteng Tay Kak Sie, Andre Wahyudi, di sela sembahyang.
BACA JUGA: Pasar Imlek Semawis 2025 Lebih Unik dan Berbeda, Para Wanita Wajib Kenakan Kebaya
Andre menjelaskan, sembahyang Toa Pek Kong Naik merupakan ritual Imlek yang rutin diadakan setiap tahunnya pada tanggal 24 bulan 12 Imlek. Arti dari sembayang ini, kata dia, adalah untuk mengantarkan dewa-dewi naik ke kayangan sebagai bentuk menghormati dan memuja dewa pelindung dan keberuntungan, Toa Pek Kong.
Adapun ritual sembahyang tersebut terdiri dari beberapa tahapan. Antara lain: doa, pembacaan mantra atau parita suci, hingga prosesi pengantaran dewa-dewi naik ke kayangan dengan pembakaran tampah sampai menjadi abu.
Khusus di Klenteng Tay Kak Sie, prosesi pengantaran dewa-dewi tergambarkan dengan tampah yang berisi kertas emas dan bambu beruas.