Peran IGK Manila ternyata melampaui sepak bola. Ia dijuluki pula sebagai “Bapak Wushu Indonesia” karena kiprahnya dalam membawa olahraga wushu berkembang dan tampil di SEA Games 1993.
Lebih dari sekadar manajer tim, IGK Manila adalah simbol semangat nasionalisme yang tercermin lewat caranya membangkitkan motivasi para pemain. Baginya, mengenakan seragam Timnas Indonesia bukan hanya soal sepak bola, tetapi tanggung jawab untuk membawa nama bangsa.
Pesannya yang selalu menggaungkan kebanggaan sebagai anak Indonesia membuatnya tak lekang waktu bukan hanya oleh pemain, tapi juga oleh para suporter yang menyaksikan langsung era keemasannya.
Prosesi Penghormatan dan Catur Waktu Penghormatan
Jenazah beliau disemayamkan di Aula Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, kawasan Pancoran, Jakarta, mulai Senin siang hingga hari ketiga, sebelum diberangkatkan ke RSPAD Gatot Soebroto untuk kremasi serta disertai upacara kebesaran pada Rabu, 20 Agustus 2025, pukul 11.00 WIB.
Semangat kepemimpinan dan dedikasi IGK Manila telah membantu membentuk wajah positif Timnas Indonesia dan Persija Jakarta. Jejaknya akan selalu terkenang dalam perjalanan sepak bola nasional dan juga dalam semangat nasionalisme yang tetap membara. (*)