Lebih lanjut, situasi politik jelang sepekan coblosan, dalam hematnya, mampu memantik tensi tinggi antarpaslon.
“Kita paham situasi seperti ini kadang-kadang memunculkan tensi yang tinggi, sensitif ya. Tapi saya sudah minta maaf sama Gus Yasin dan saya rasa ini bukan persoalan yang perlu dipanjangkan lagi,” pungkas Hendi.
BACA JUGA: PGRI Jateng Titip Nasib Guru Honorer ke Cagub Ahmad Luthfi dan Cawagub Taj Yasin
Sebelumnya, saat debat berlangsung, Hendi mempertanyakan apakah program kerja Taj Yasin berjalan optimal selama menjabat sebagai Wagub satu periode.
Hendi mempertanyakan indeks pembangunan dan kebudayaan di Jawa Tengah saat Taj Yasin menjabat yang turun menjadi 46,5 persen.
“Kalau dulu lima tahun di Jateng dengan ide sangat brilian ini, kenapa indeks pembangunan dan kebudayaan Jateng rendah, cenderung turun, mohon maaf 46,5 persen. Dalam bayangan saya, ide-ide zaman Gus Yasin tidak terimplentasi dengan baik, Kami pasangan berdua ini berkomitmen supaya program kami benar-benar menyentuh kemanfaatan masyarakat Jateng,” kata Hendi.
Atas hal tersebut, Hendi pun menyebut program kerja yang Taj Yasin promosikan sebagai halusinasi tanpa implementasi.
“Jangan sampai hanya berhalusinasi, tapi programnya tidak dikerjakan. Mohon maaf ya Gus,” ujar Hendi. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto