“Kalau pas tidak ada air ya harus sabar sampai jam 12 malam ngangsu (menimba-red) air,” katanya, menceritakan masa sulit kekurangan air.
Bantuan Pamsimas
Pada kesempatan ini, pamsimas yang diresmikan oleh Mbak Ita ada sebanyak enam titik. Secara seremoni bertempat di Kelurahan Rowosari. Lima lainnya yaitu, di Kelurahan Jangli, Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik.
Selain itu, Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Kelurahan Wonoplumbon, Kecamatan Mijen, dan Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan.
“Ini salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Musim kemarau seperti ini tetapi airnya tetap keluar dengan deras,” kata Mbak Ita, seusai meresmikan Pamsimas Terto Sari, Muntuksari Raya, Kelurahan Rowosari.
Politikus PDI Perjuangan ini menyebut, air yang produksinya Pamsimas Terto Sari dapat memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga sekitar.
Ia mengatakan, proses pembangunan pamsimas tak lepas dari perhatian Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Ini menjadi perhatian kami, sehingga kami mendorong Kementerian segera turun dan Alhamdulillah terpenuhi,” ujarnya.
Atas perhatian tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR memasukkan Kota Semarang sebagai daerah yang masuk daftar pembangunan bantuan pamsimas.
Direktur Air Minum Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Anang Muchlis mengatakan, program ini berlangsung di titik-titik yang belum terjangkau Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
“Masyarakat kami libatkan dalam pelaksanaan dan pengelolaannya pamsimas ini. Harapannya masyarakat mempunyai rasa memiliki dan bisa mengelola dengan baik,” katanya.
Sekedar informasi, Kota Semarang memiliki 29 pamsimas yang tersebar di beberapa wilayah. Tahun depan, Kementerian PUPR akan membangun pamsimas lagi di beberapa titik yang belum terjangkau PDAM. (*)
Editor: Elly Amaliyah