BLORA, beritajateng.tv – Memasuki musim kemarau, petani di Kabupaten Blora mulai beralih menanam jagung. Langkah ini diambil karena tanaman jagung tidak memerlukan pasokan air yang banyak, menjadikannya pilihan tepat di tengah kondisi cuaca yang kurang mendukung.
Di Desa Pelem, Kecamatan Jati, beberapa petani seperti Sulasih mengungkapkan bahwa mereka memilih untuk beralih ke jagung akibat tekstur tanah di persawahan yang mengalami pengerasan.
“Menanam jagung tidak memerlukan kadar air yang banyak. Perawatannya juga lebih ringan dari tanaman padi,” ujar Sulasih, Rabu, 30 Juli 2025.
Sulasih menambahkan bahwa dalam satu kali tanam, jagung hanya perlu petani siram tiga kali dengan campuran pupuk yang tidak terlalu banyak.
BACA JUGA: Festival Anak Blora 2025 Meriah, Ribuan Anak Unjuk Kreativitas dan Suarakan Haknya
Usai panen padi kedua, ia dan petani lainnya langsung menanam jagung atau okra untuk memaksimalkan hasil pertanian mereka.
Sebagian wilayah di Kabupaten Blora kini telah memasuki musim kemarau. Sehingga penanaman padi menjadi sulit.
Dengan sawah yang bergantung pada tadah hujan, petani harus mencari cara alternatif untuk tetap bertani.
“Jika hendak menyirami jagung, kami cukup mencari air dalam jumlah sedikit dibandingkan tanaman padi,” jelas Sulasih.
Sulasih merasa bersyukur meski menghadapi tantangan dari kerasnya tekstur tanah, ia masih bisa menanam jagung. “Hasil panen jagung saat ini juga membantu ekonomi kami,” tambahnya.
BACA JUGA: Sumuk! Kota Semarang Pernah Capai Suhu 39,5 Derajat saat Kemarau, Ini Puncaknya Menurut BMKG
Dengan peralihan ini, petani di Blora berharap dapat terus berproduksi meski dalam kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, serta meningkatkan kesejahteraan mereka melalui hasil panen jagung yang menjanjikan. (*)
Editor: Farah Nazila