SEMARANG, beritajateng.tv – Kekuatan mesin partai politik (parpol) dianggap menjadi faktor utama dalam pemenangan Pilkada 2024, khususnya di Jawa Tengah.
Pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip), Fitriyah, menilai kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) di Jawa Tengah cukup berbeda dengan provinsi lainnya.
Jika di wilayah lain faktor kandidat menjadi yang utama, Fitriyah melihat ikatan psikologis maupun ideologis pemilih dengan parpol justru menjadi hal yang penting di Jawa Tengah.
Dalam hal itu, ia menyoroti PDI Perjuangan (PDIP) yang menjadi pemenang Pileg dan Pilgub di Jawa Tengah sejak reformasi.
BACA JUGA: Bakal Blusukan di Jawa Tengah, Jokowi soal Paslon 02 Pilgub: Saya Sama Pak Luthfi itu Teman Lama
“Dalam Pilkada, memang kandidat itu penting. Kalau saya perhatikan, saya melihat pengecualian itu pada PDIP. PDIP untuk di Jateng justru ikatan ideologis atau psikologis [pemilih] lebih kepada parpol,” ujar Fitriyah.
Ia menggambarkan Pilgub Jawa Tengah 2008 silam, saat Bibit Waluyo-Rustriningsih mulanya tak dikenal oleh publik. Namun, tutur Fitriyah, nama paslon itu mulai dikenal dan akhirnya terpilih saat dimenangkan oleh mesin parpol PDIP. Hal itu serupa dengan pemenangan Ganjar Pranowo yang mengantarkannya menjadi gubernur dua periode.
“Kalau perhatikan pengalaman yang lalu, kandidat yang PDIP usung itu belum populer, tapi begitu resmi sebagai calon PDIP, dia langsung populer. Itu menggambarkan apa? Itu berbeda dengan kasus lain, yang mana kandidat lebih menjual secara umum. Saat di Jateng dalam konteks Pilgub terutama, itu berbeda. Justru faktor partai lebih dominan,” tegas dia.
Andika-Hendi dari PDIP mulanya tak terkenal, lalu meroket ungguli Luthfi-Yasin dalam elektabilitas paslon Pilgub Jateng 2024
Hal itu, kata Fitriyah, terbukti dari hasil survei Litbang Kompas baru-baru ini yang menampilkan keunggulan tipis Andika Perkasa–Hendrar Prihadi atas Ahmad Luthfi–Taj Yasin Maimoen.
“Karena saat awal pun ketika PDIP usung nama Andika-Hendi, dengan kondisi Mas Hendi lama gak di Semarang barangkali juga orang agak lupa, itu kan pertama gak kelihatan. Baru kemudian naik, naik, naik. Itu memang pola yang saya perhatikan terjadi saat Mas Ganjar, yang pertama kali muncul juga begitu,” tuturnya.
Karenanya, Fitriyah meyakini faktor parpol menjadi sangat penting untuk pemenangan Pilgub di Jawa Tengah.
“Untuk konteks Jateng, faktor partai itu lebih penting,” tegas Fitriyah.