Menurutnya, ada empat indikator kesuksesan Pilkada. Mulai dari partisipasi masyarakat yang tinggi, kondusivitas wilayah, penyelenggaraan tahapan pilkada terlaksana dengan baik, dan pelaksanaan pemerintahan tetep berjalan baik.
Dalam penyelenggaraan Pilkada ini, harapannya lebih mengedepankan upaya-upaya pencegahan daripada penindakan. Pencegahan itu bisa dilakukan dengan meningkatkan sosialisasi, edukasi, maupun komunikasi.
“Pencegahan lebih baik dari pada penindakan, makanya seluruh forkomimda, KPU dan Bawaslu harus kompak dan sinergi,” katanya.
Menurut Nana, perhelatan Pilkada Jateng lebih rawan daripada dengan Pilpres karena paslonnya akan berkompetisi dalam satu kabupaten/kota. Oleh karenanya, perlu ada antisipasi-antisipasi, misalnya membangun komunikasi baik dengan partai politik, tim sukses, maupun masyarakat. (*)
Editor: Andi Naga Wulan.