Tak hanya makan, pengunjung juga bisa menikmati suasana dapur, bahkan menyaksikan langsung aktivitas Mbak Layin memasak dan menyiapkan hidangan.
Tempat ini sering dijadikan lokasi acara komunitas, sebab ruangannya mampu menampung hingga 85 orang, lengkap dengan tempat sholat.
BACA JUGA: Afeto Coffee and Eatery, Tempat Nongkrong dan Ruang Kreatif Asyik, Kota Semarang Rasa Santorini!
Rata-rata tamu kebanyakan datang dari kota dan umumnya memang rindu suasana desa yang tenang. “Baik sekadar ngopi atau makan sambil menikmati suasana dapur,” kata Layin.
Salah satu pengunjung, Arief (52) asal Kabupaten Batang, mengaku datang ingin bernostalgia lantaran rindu masa kecil dan suasana rumah nenek.
Sebab, setelah sekian puluh tahun berumah tangga, ia dan keluarga memang tinggal di kawasan pemukiman dekat pusat pemerintahan.
“Di tempat eyang saya suasananya juga hampir mirip-mirip seperti ini dan saya tahu tempat ini karena dari media sosial dan ternyata memang nyaman,” jelasnya.
Bapak dua anak ini mengaku paling suka ayam kampung goreng plus sambalnya. Tetapi untuk menu lainnya, ia menyebut menarik pula untuk dicoba cita rasanya.
“Secara umum Coffee Ndeso ini menarik sebagai tempat untuk bernostalgia, sambil menikmati aneka hidangan jaman masa kecil dulu,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi












