SEMARANG, beritajateng.tv – Program mudik gratis, baik oleh Pemprov Jawa Tengah maupun Kementerian Perhubungan (Kemenhub), direncanakan mulai berlangsung sejak H-7 lebaran.
Menanggapi hal itu, pakar ekonomi Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Djoko Setijowarno, menyambut baik program tersebut seraya memberikan beberapa masukan terkait pelaksanaannya.
Menurutnya, meskipun tengah efisiensi anggaran, program mudik gratis harus tetap berjalan. Selain meringankan beban keuangan masyarakat, mudik gratis juga menjamin keselamatan pemudik.
BACA JUGA: Kemenhub Belum Rilis Mudik Gratis via Kapal, Sepertinya Tak Ada Imbas Efisiensi
“Tujuan diadakannya mudik gratis untuk mengalihkan pengguna kendaraan pribadi, baik roda 4 atau roda 2, ke angkutan umum, sehingga nantinya angka kecelakaan bisa turun,” katanya saat beritajateng.tv hubungi, Minggu, 9 Maret 2025.
Djoko mengatakan, mudik gratis menjadi salah satu peluang bagi warga kelas menengah ke bawah untuk dapat pulang kampung dengan selamat. Dengan mudik gratis, mereka tidak nekat mudik menggunakan kendaraan pribadi tanpa persiapan matang.
“Bagi masyarakat, lebaran menjadi sesuatu yang sakral, sayang dilewatkan. Sehingga warga berupaya merayakan Idul Fitri harus di kampung halaman, oleh karenanya mudik menjadi tradisi tahunan,” ucap Djoko.
Angkutan umum jadi prioritas pemudik
Lebih lanjut, Djoko turut membeberkan hasil survei tahun 2024 lalu. Survei menunjukkan bahwa angkutan umum menjadi moda transportasi prioritas pilihan pemudik.
Kereta api menempati peringkat pertama dengan 39,32 juta orang atau sekitar 20,3 persen. Sementara di posisi kedua adalah bus dengan 37,51 juta orang atau 19,37 persen.