Selain itu, pihaknya ingin membranding bahwa Semarang juga merupakan daerah potensial penghasil melon. Iklim panas Semarang sangat cocok untuk penanaman buah seperti melon dan semangka.
Penanamannya pun tidak harus di lahan tertutup namun juga di hidroponik, tanah biasa, tabulapot, atau media lainnya.
“Kita ingin branding Semarang sebagai salah satu wilayah penghasil melon. Budi daya melon memang agak rumit, butuh telaten, dan sabar. Penyerbukan juga dengan campur tangan manusia, tapi jika perawatan kita ikuti SOP (standar operasional prosedur-red), itu bisa,” paparnua.
Ia menyebut, ada berbagai program untuk mendorong masyarakat tergerak untuk melakukan penanaman dan mengonsumsi sayur dan buah. Antara lain program Bank Tani, Mbak Ita Mezem, Gemes Bun (Gerakan Makan Sayur dan Buah Nusantara).
“Kami ingin masyarakat mencintai produk-produk sendiri. Sayur dan buah lokal tidak kalah dengan sayur dan buah import,” ujarnya.
Terlebih, sambung Hernowo, masyarakat saat ini sudah banyak yang melaksanakan urban farming. Sehingga, sayur dan buah di Kota Semarang stoknya melimpah. “Kami juga ingin masyarakat bisa termotivasi membeli produk dalam negeri, termasuk produk buah dan sayur,” katanya. (*)
Editor: Elly Amaliyah