“Para petani ini bertani berdasarkan kebiasaan mereka. Padahal sekarang teknologi pertanian sudah berkembang. Ini bukti nyata. Kalau sudah dua atau tiga kali panen mereka akan tertarik karena selain panen padi, ada penghasilan lain dari panen ikan,” paparnya.
Kabid Usaha dan Pengembangan Komoditas Dinas Kelautan dan Perikanan Jateng, Imam Kadarusman juga membenarkan hal tersebut.
“Kendalanya ada pada pola pikir dan habit para petani. Budaya petani saat ini mengelola padi saja,” ujarnya.
Ia menambahkan, pengembangan program itu baru pertama kali terlaksana di Kabupaten Karanganyar. Sebelumnya, pengembangan sistem tersebut berlangsung di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Ketua Gapoktan Sidomakmur, Harmanto mengatakan, program Mina Padi aspirasi Ketua DPRD Jateng Sumanto tersebut sudah berjalan 8 bulan atau 2 periode tanam padi. Produksi padi pertama menghasilkan 5,8 ton per hektare dan panen kedua sekitar 6,3 ton per hektare.
“Produksi padinya meningkat 11 persen tanpa pestisida,” imbuhnya.
Ia menambahkan, efisiensi biaya pupuk dan peningkatan produksi pertanian ini sangat para petani harapkan. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi