Jateng

PDAM Tegaskan Terakhir Pemakaian Air ke Pelanggan dari Reservoir Siranda Pada 5 Juli Selama 8 Jam

×

PDAM Tegaskan Terakhir Pemakaian Air ke Pelanggan dari Reservoir Siranda Pada 5 Juli Selama 8 Jam

Sebarkan artikel ini
PDAM Tegaskan Terakhir Pemakaian Air ke Pelanggan dari Reservoir Siranda Pada 5 Juli Selama 8 Jam
Press konferensi Terkait kasus penemuan jasad di Reservoir Siranda Semarang. (Ellya/beritajateng.tv)

SEMARANG, beritajateng.tv – PDAM Tirta Moedal Semarang menegaskan bahwa pemakaian terakhir dari Aliran Reservoir Siranda pada 5 Juli 2025 dan berlangsung selama 8 jam karena adanya perbaikan sistem di SPAM Semarang Barat.

Pemakaian Reservoir Siranda memang perlu untuk membackup pelayanan air baku agar area wilayah di beberapa titik terpenuhi.

Dirut PDAM Tirta Moedal, Yudi Indardo menjelaskan, bahwa pemakaian air dari Reservoir Siranda pada saat perbaikan di wilayah Semarang Barat pada 5 Juli 2025 yaitu selama 7-8 jam. Setelahnya, aliran airnya langsung mereka hentikan.

“Memang pernah kami pakai untuk membackup pelayanan cadangan air baku. Namun sejak Maret tidak pernah dipakai,” ujar Yudi.

“Dari sistem di Reservoir Siranda hanya untuk membackup sekitar 3000 pelanggan, itu pun kalau memang kita pakai. Hanya 0,5 persen dari seluruh pelanggan PDAM yang ada, sekitar 200 ribu pelanggan,” Imbuhnya.

Pihaknya juga memastikan tak ada wilayah yang teraliri dari Reservoir Siranda setelah tanggal 5 Juli 2025 itu. Bahkan saat kejadian insiden adanya jenazah di dalam Reservoir Siranda, pihaknya memastikan tak ada penggunaan air baku di Reservoir.

BACA JUGA: Tak Ada CCTV dan Petugas Keamanan di Reservoir Siranda, PDAM: Korban Terobos Pagar Samping

“Pada saat tanggal 5 Juli 2025 itu kami pakai satu sekat untuk membackup air baku. Sedangkan reservoir Siranda memiliki volume 3.750 m3. Ini terbagi dua sekat yaitu masing -masing 1.850 m3,” imbuhnya.

Adapun akses masuk ke Reservoir Siranda, menurutnya hampir tidak mungkin bisa masyarakat masuki, kecuali korban nekat lewat bagian atap bangunan atau angin -angin.

“Melihat bangunan bersejarah peninggalan Belanda ini, bagian dindingnya terdapat tanah dan atasnya berfungsi sebagai sirkulasi udara. Posisinya di atas ada yang rusak, sedangkan pintu bangunan dan pagar besi saat korban dtemukan dalam kondisi terkunci,” katanya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan