Ia sangat mengapresiasi terselenggaranya acara ini sebagai platform bagi pelajar untuk menampilkan bakat mereka.
“Stand up comedy ini bukan hal yang mudah. Para peserta harus nulis (materi) dulu sebelum ia tampil. Jadi, ada banyak sekali proses kreativitas yang harus mereka lewati sebelum melucu di depan. Padahal kalau kita lihat sederhana, tapi sebenarnya tidak gampang,” ujarnya.
Hanies menilai bahwa perkembangan stand up comedy di Indonesia sudah sangat baik. Ada banyak komedian sukses yang telah menggelar road show di berbagai daerah.
Ia berharap acara seperti ini dapat berkelanjutan dengan skala yang lebih besar di masa depan.
“Kita dukung bersama kegiatan ini. Kita apresiasi dan semoga di waktu mendatang kita bisa menggelar lebih besar lagi. Kalau berbicara tentang pariwisata, mungkin bisa kita adakan di Karang Jahe,” pungkasnya.
Salah satu peserta dari MTs Al Anwar, Galih Bayu Saputra, mengungkapkan bahwa ia bersama teman-temannya di pondok pesantren dalam menyusun materi yang akan ia bawakan. Ia mengakui bahwa menulis materi sendiri terasa cukup sulit karena ini adalah pengalaman pertamanya dalam perlombaan stand up comedy.
“Nulis bareng sama teman-teman (di pondok pesantren), dilihatin mana yang bagus. Kalau sendirian mungkin susah, tapi alhamdulillah ada teman-teman yang bisa bantu saya,” ujarnya. (*).
Editor: Andi Naga Wulan.