Namun, dalam perjalanannya sebagai pedagang hewan reptil, ternyata Royen beberapa kali menemui kendala. Salah satunya adalah ketika ia pernah diusir oleh tetangganya.
“Waktu di Semarang Barat pernah diusir, posisi udah pindahan, tapi tetangga persis tidak mau bertetangga dengan ular, jadi terpaksa pindah,” lanjutnya.
Padahal, menurut Royen, berbeda dengan kucing dan anjing, ular sangat jarang kabur dari kandang. Terlebih, kandang ular besar dan berbahaya pasti memiliki sistem keamanan ganda. Meski begitu, masih banyak masyarakat yang masih takut akan hewan reptil ini.
Butuh Keseriusan Luar Biasa Sebagai Pedagang Hewan Reptil
Berbisnis hewan reptil jelas berbeda dengan bisnis hewan jinak lainnya. Royen pun mengakui hal tersebut. Meski begitu, berkat kecintaannya terhadap hewan reptil, Royen tak segan-segan turun langsung ke kandang.
“Hobi saya reptil, kerjaan saya reptil, saya bahkan masih turun sendiri. Itu kalau nggak bener-bener suka dan nggak bener-bener hobi, nggak akan mau ngurusin hewan segede 5 meter dan pakai tangan kosong gitu,” ungkapnya.
Meski telah puluhan tahun berkawan dengan hewan reptil, Royen mengakui beberapa kali tergigit oleh peliharaannya. Bagaimanapun, kata royen, hewan reptil mempunyai insting alami untuk menyerang.
“Kita bermain dengan predator, mesti sadar kalau dia punya insting alami buat menyerang. Jadi jangan sepelekan reptil,” pesan Royen (*).
Editor: Andi Naga Wulan.