Pemerintah juga melakukan optimalisasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Hal itu untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi masyarakat dan fasilitas wisata di sana.
Pembangunan Embung Anak Munting sendiri untuk konservasi dan mendukung pariwisata dengan teknik memanen air di daerah yang kering. Infrastruktur konektivitas juga dibangun melalui Jalan Akses Labuan Bajo-Golo Mori. Hal itu untuk menghubungkan Labuan Bajo dan Golo Mori dengan waktu tempuh yang lebih singkat.
Salah satu infrastruktur menonjol di sana adalah penyelesaian kawasan Waterfront Marina dan penataan Puncak Waringin. Waterfront Marina terbagi menjadi lima zona dan bertujuan untuk menciptakan ruang terbuka dan aktivitas kreatif bagi masyarakat
dan wisatawan. Kawasan Marina tersebut juga berperan sebagai dermaga wisata dan waterfront city berkelas dunia. Pembangunan Puncak Waringin untuk pusat suvenir kearifan lokal dan kawasan kreatif. Selain itu, juga terdapat berbagai fasilitas seperti rumah tenun, amphiteater, dan ruang terbuka hijau.
Pembangunan infrastruktur di lokasi tersebut tidak hanya terbatas pada KTT ASEAN 2023. Pemerintah terus melengkapi dan mengembangkan DPSP tersebut dengan prasarana dan sarana lainnya, termasuk penghijauan dan perindahan Goa Batu Cermin.
Tujuan utamanya adalah mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mengubah tempat tersebut menjadi kawasan komersial dan pusat pariwisata.
Dengan infrastruktur yang lengkap, Labuan Bajo menjadi destinasi wisata baru yang terkenal di dunia sejajar dengan Taman Nasional Komodo. (ant)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi