Ketua PCNU Kota Semarang, Anashom menambahkan, desain pembangunan makam KH Soleh Darat sudah didiskusikan beberapa kali, termasuk kali ini bersama para ahli waris. Keputusan tidak akan memindahkan makam namun hanya merapikan kijing makam warga agar bisa ada akses jalan.
“Selama ini kasian kalau ada peziarah cari jalan sulitnya bukan main. Itu nanti dirapikan, beberapa makam ada yang terkena. Kalau memindah makam para ulama tidam boleh. Sebenarnya kalau makam masyarakat memang perlakuan berbeda, tapi kami tidak dalam rangka itu,” terangnya.
Menurutnya, fokus utama pembangunan ada pada makam KH Soleh Darat yang akan dibangun dengan konsep Joglo. Sehingga, makam akan terlihat lebih besar, bisa untuk kegiatan khaul, dan peziarah akan merasa lebih nyaman. Adapun pengelolaan setelah pembangunan akan dikonsultasikan lebih lanjut dengan wali kota dan masyarakat yang selama ini ada disana.
Dia juga berharap, ada solusi parkir kendaraan para peziarah. Menurutnya, pengelolaan parkir wisata ziarah boleh saja berjauhan dari situs lokasi. Namun, perlu ada kendaraan yang mengantar wisatawan ke lokasi.
“Misalnya, kalau di bergota paling mungkin ojek motor atau mobil angkutan sehingg orang bisa lebih nyaman. Masyarakat setempar juga bisa terlibat bekerja,” ujarnya.
Sementara itu, seorang ahli waris makam, Muna Irawati mengatakan, ada tujuh makam keluarga besarnya yang terdampak penataan. Makam keluarga besarnya terdampak pembangunan kamar mandi dan tempat wudhu. Dia pun tidak mempermasalahkan selama tidak ada pemindahan makam. Dia mendukung program pemerintah jika hal itu bisa berdampak kebaikan.
“Kalau buat kebaikan kenala tidak, saya setuju saja. Yang penting untuk makam leluhur saya cuma digeser kijingnya tidak maslaah, tidak ada pemindahan. Kalau pemindahan perlu dirembug keluarga,” katanya.
Dia berharap, penataan makam KH Soleh Darat akan membuat peziarah lebih ramai. Kegiatan pengajian yang rencananya bakal rutin digelar tentu akan turut mendoakan leluhurnya yang berada tak jauh dari makam KH Soleh Darat. (Ak/El)