Usulan itu, jelasnya, merupakan usulan murni dari anak-anak bukan usulan orang tua untuk melindungi anak. Mereka anak-anak rembugan, keinginan mereka apa dituangkan jadi usulan rumusan untuk dilaksanakan Kepala Daerah.
“Makanya saya minta supaya dipersiapkan. Belajar dari Forum Anak di Jogja, mereka anak-anak memiliki usulan kreatif dan bagus, yang kemudian direspon oleh kepala daerahnya, ” ucap Ulfi.
Ketua Forum Anak Kota Semarang, Dandi Resando mengatakan, akan melakukan banyak hal pasca pengurus Forum Anak Kota Semarang dikukuhkan.
“Tahun 2023 ini kami mulai melakukan sounding di beberapa instansi dan Dinas Pendidikan. Kami ada rencana masuk ke ranah radio dan short movie. Pembuatan film untuk edukasi anak-anak yang isinya konten edukasi bahaya bullying, tawuran dan sebagainya, ” ujar remaja berusia 16 tahun yang juga merupakan pelajar di SMAN 15 Semarang ini.
Ia menyayangkan banyaknya kejadian perundungan atau bullying, dan kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini.
“Sesuai kapasitas, kami akan membuka laman pengaduan, jika ada permasalahan yang terjadi bisa melapor pengaduan ke laman instagram, juga koordinasi dengan Dinas Pendidikan terkait sosialisasi pembangunan karakter, jangan sampai pelajar menggunakan atau membawa senjata tajam ke sekolah. Tawuran itu berdampak buruk, tidak hanya untuk kalian saja tapi pengguna jalan, korban, sekolah juga kena dampaknya, ” terangnya.
Tak hanya itu, Dandi bahkan berinisiatif memanfaatkan teknologi membuat konten positif dan poster larangan seperti bahaya tawuran, pernikahan anak, pergaulan bebas dan sebagainya. “Generasi muda saat ini sangat familiar dengan teknologi khususnya media sosial makanya kami coba wadahi keinginan dan ingatkan mereka lewat teknologi,” imbuh Dandi. (*)
Editor : Elly Amaliyah