Pembangunan daycare di Kecamatan Semarang Barat sendiri bukan tanpa alasan. Data dari Dinas Kesehatan Pemerintah Kota Semarang menunjukkan bahwa terdapat 15 anak stunting dan 3 perempuan hamil yang KEK (kekurangan energi kronis) dan Anemia.
“Kita dapat data dari Dinas Kesehatan Kota, kebanyakan anak stunting di wilayah Semarang Barat adalah anak yang ibunya bekerja. Sekitar 15 anak yang stunting dan 3 ibu hamil yang KEK dan anemia,” ujarnya.
Untuk menanggulangi hal serupa di wilayah Kota Semarang, Pemkot Semarang berencana untuk membuat daycare yang khusus difungsikan untuk anak-anak stunting dan daycare yang khusus difungsikan untuk penitipan anak-anak yang ditinggal orang tuanya bekerja. Pemkot Semarang juga akan memfasilitasi pelatihan untuk ibu hamil sebagai upaya meminimalisir anak stunting sejak lahir.
Ketahanan pangan juga menjadi perhatian wali kota. Karenanya, halaman daycare juga akan ditanami urban farming. Sehingga, untuk perihal makanan dapat diambil dari urban farming tersebut. “Halaman nanti bisa ditanami untuk urban farming. Jadi, untuk masak bisa diambil dari urban farming tersebut. Ini adalah sebuah percontohan, nanti akan diimplementasikan di seluruh kecamatan,” pungkasnya.
Pemerintah Kota Semarang juga akan berkomunikasi dengan Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) untuk membangun daycare di wilayah industri. Sehingga, diharapkan dapat menjadi percontohan di Kota Semarang sudah ada daycare khusus stunting yang juga merupakan program prioritas Presiden Joko Widodo di tahun 2023. (*)
Editor: Elly Amaliyah