SEMARANG, beritajateng.tv – Hubungan hangat antara Presiden Prabowo Subianto dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri kembali menguatkan spekulasi soal kemungkinan PDIP masuk ke pemerintahan.
Pertemuan Prabowo dengan tokoh PDIP seperti Ekawati Suganupri, serta kunjungan elite Gerindra ke Teuku Umar, menjadi sinyal kuat komunikasi intens antar keduanya.
Pengamat politik Adi Prayitno dalam kanal YouTube-nya Adi Prayitno Official, Selasa, 10 Juni 2025, menyebut pertemuan itu bukan sekadar basa-basi. “Ada chemistry yang melampaui kepentingan politik elektoral,” ujar Adi.
BACA JUGA: Jokowi Tepis PPP dan Condong ke PSI, Adi Prayitno: Bagaimanapun Dia Tetap Jadi Kiblat Politik
Namun, Adi menekankan koalisi hanya bisa terjadi bila ada kesepakatan politik yang jelas. “Koalisi tak mungkin terjadi tanpa tawaran konkret dari Prabowo kepada PDIP. Kalau tak ada, ya hanya ramai di media,” ujarnya.
Meski kini PDIP tidak masuk pemerintahan, Adi menilai relasi kedua tokoh tetap mesra.
“Megawati dan Prabowo punya relasi personal yang panjang. Tak ada tembok yang memisahkan mereka, bahkan di luar sorotan publik, mereka tetap berkomunikasi,” ungkapnya.
Selama tak ada partai nakal di koalisi Prabowo, PDIP belum mendesak masuk pemerintahan
Meskipun hubungan baik terjalin, Adi justru menyarankan PDIP tetap berada di luar kekuasaan. “Atas nama demokrasi, lebih sehat jika PDIP menjadi mitra politik. Itu penting demi menjaga check and balances,” jelasnya.
Menurut Adi, koalisi pemerintahan saat ini sudah cukup solid tanpa PDIP. “Selama tak ada partai nakal di dalam, kebutuhan PDIP masuk kabinet juga belum mendesak,” tegasnya.
Ia juga menyinggung suara akar rumput PDIP. “Basis konstituen mereka justru ingin PDIP tetap di luar. Kalah ya kalah, tak perlu ikut menikmati kekuasaan,” ucap Adi.
Meski begitu, Adi mengakui PDIP tetap berkontribusi terhadap kebijakan Prabowo.
“Ketika PPN naik, saat revisi UU TNI, PDIP yang paling depan memberi dukungan. Tanpa harus bergabung, mereka tetap jadi mitra strategis,” katanya.
Menurutnya, posisi di luar tapi mendukung kebijakan yang baik justru menunjukkan kedewasaan politik. “PDIP itu di luar warnanya merah, tapi dalamnya sudah cokelat seperti Gerindra,” tandas Adi. (*)