“Masalah lain yang sering terdapat di lapangan adalah minimnya pendampingan teknologi, biaya operasional yang membebani petani, serta harga jual komoditas pertanian yang belum stabil,” ujar mantan Ketua DPRD Kabupaten Karanganyar tersebut.
Sumanto juga soroti maraknya alih fungsi lahan pertanian
Politisi PDI Perjuangan tersebut mengungkapkan ada tiga komponen strategis yang harus pemerintah perkuat dalam pembangunan sektor pertanian. Yaitu petani, penyuluh pertanian, hingga lembaga ekonomi pedesaan seperti koperasi, hingga lembaga keuangan mikro.
Masalah klasik lain yang masih nyata adalah maraknya alih fungsi lahan pertanian dan tak adanya regenerasi petani. Sumanto menganggap alih fungsi lahan pertanian menjadi bagian dari perkembangan zaman yang sulit petani hindari. Meski begitu, ia berharap para petani tak mudah tergiur dengan pihak lain yang ingin membeli sawah dengan harga tinggi. Sebab, meski mendapat uang banyak, ke depan para petani terancam tak dapat penghasilan karena sulit beralih ke pekerjaan lain.
BACA JUGA: Sumanto Dorong Petani Maksimalkan Penggunaan Pupuk Organik
“Kalau dapat warisan sawah jangan dijual meskipun ada iming-iming harga miliaran. Kalau dijual, warisannya akan habis. Beli mobil baru, semakin lama nilainya menyusut,” paparnya.
Sementara itu, regenerasi petani juga menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya, anak muda enggan menjadi petani karena mereka menganggap tak menguntungkan. Anak muda lebih memilih bekerja atau merantau.
“Saya sering menggelar temu tani, petani yang paling muda berusia 50 tahun. Ini berarti tidak ada regenerasi. Hal ini harus ada solusi agar bertani menjadi pekerjaan yang menguntungkan sehingga anak muda tertarik,” paparnya. (*)
Editor: Ricky Fitriyanto













