Menurutnya, Kota Semarang memiliki akar budaya yang kuat dan kontribusi panjang dalam perkembangan seni tradisional di Jawa Tengah. Karena itu, upaya memperkuat organisasi dinilai menjadi langkah penting agar aktivitas pedalangan terus hidup. Tidak hanya sebagai pertunjukan, tetapi juga sebagai media edukasi budaya.
Ia menilai Musda bukan sekadar agenda rutin, tetapi momentum pembaruan. Melalui forum ini, PEPADI menyusun program kerja yang adaptif terhadap perkembangan zaman sekaligus memperkuat sinergi antaranggota.
“Kami berharap Musda ini mampu melahirkan strategi baru untuk masa depan pedalangan yang lebih baik, berkelanjutan, dan tetap berpijak pada nilai budaya,” tambah Anang.
Musda PEPADI Kota Semarang tahun ini menjadi penegasan komitmen komunitas pedalangan untuk terus hadir sebagai penjaga tradisi sekaligus penggerak revitalisasi seni wayang di tengah masyarakat urban. (*)
Editor: Elly Amaliyah







